您的当前位置:首页 > 热点 > Kementerian PPPA: 55 Persen Perempuan Indonesia Masih Sunat, Pelanggaran HAM Jadi Sorotan 正文
时间:2025-06-07 03:48:24 来源:网络整理 编辑:热点
JAKARTA, DISWAY.ID --Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) yang dilaksanakan 2021 mengu quickq最新苹果下载
JAKARTA,quickq最新苹果下载 DISWAY.ID --Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) yang dilaksanakan 2021 mengungkapkan bahwa 55 persen anak Perempuan usia 15-49 tahun di Indonesia masih menjalani sunat Perempuan atau P2GP (Pemotongan dan Pelukaan Genetalia Perempuan).
Bahkan, data UNICEF tahun 2015 menyebut, Indonesia masuk dalam tiga besar negara yang penduduknya masih menjalani praktek sunat perempuan.
Di mana, 200 juta anak perempuan di 30 negara melakukan P2GP atau sunat perempuan.
BACA JUGA:Semakin Berkembang, Kemenperin Ungkap Industri Halal Akan Topang Ekonomi Nasional
BACA JUGA:Ini Solusi Buat Pelamar CPNS 2024 Gagal Login karena Lupa Password Akun Simulasi CAT BKN
Menyoroti hal ini, Plt. Sekretaris Kementerian PPPA Titi Eko Rahayu menegaskan bahwa sunat perempuan secara internasional telah dinyatakan sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
"Sunat perempuan secara internasional telah dinyatakan sebagai pelanggaran hak asasi manusia atas kesehatan dan integritas perempuan. Sunat perempuan termasuk tindak kekerasan karena berdampak negatif pada kesehatan perempuan dan dapat mengakibatkan korban meninggal dunia,” ungkap Titi di Jakarta, dikutip 27 September 2024.
Sayangnya, praktik ini masih dijalankan secara turun temurun oleh masyarakat.
Titi mengungkapkan, terdapat beberapa faktor yang menyebabk maraknya praktik ini, salah satunya pemahaman atau tafsir agama dan budaya.
BACA JUGA:KPK Tahan Anggota DPRD Terkait Kasus Suap Program Bandung Smart City
BACA JUGA:Jelang 25 Hari Pemerintahannya Berakhir, Jokowi Sapa Pasien dan Keluarganya di RSUD dr. Abdul Rivai
Menurut data SPHPN 2021, tiga alasan terbanyak yang ditemukan mulai dari mengikuti perintah agama (68,1 persen); karena sebagian besar masyarakat di lingkungannya melakukannya (40,3 persen); alasan kesehatan seperti dianggap lebih menyuburkan (40,3 persen).
Padahal, lanjut Titi, pemotongan dan pelukaan yang membahayakan genital perempuan ini umumnya dilakukan sejak kecil.
“Perempuan tidak menyadari dampaknya hingga saat mereka tumbuh dewasa. Berbeda dengan khitan laki-laki yang memiliki standar prosedur khitan, praktek sunat perempuan sama sekali tidak memiliki standar prosedur pelaksanaan,” tegasnya.
Bukittinggi dan Keniscayaan Jam Gadang Jadi Latar Foto2025-06-07 03:43
美国旧金山音乐学院怎么样?2025-06-07 03:36
Lakukan Safari Ramadan, Cak Imin Gagaskan Gerakan Desa Wisata2025-06-07 03:29
纽约大学音乐商业专业好吗?2025-06-07 03:06
Satgas TPPO Polri Ringkus 829 Tersangka, Ribuan Korban Berhasil Diselamatkan2025-06-07 02:31
Pelancong Harus Tahu, Perayaan Nyepi di Bali Sampai Jam Berapa?2025-06-07 02:27
音乐艺术生留学去哪个国家比较好?2025-06-07 02:02
Tak Sekadar Tradisi, Apa yang Dilakukan Umat Hindu saat Nyepi?2025-06-07 01:54
Setia, ARMY Datang Berkali2025-06-07 01:27
5 Rekomendasi Channel Dakwah, Bikin Hati Adem Selama Ramadhan2025-06-07 01:26
Benarkah Ada Keistimewaan bagi yang Meninggal Dunia di Bulan Ramadan?2025-06-07 03:47
Bus Terguling di Wisata Guci Bawa 59 Penumpang Anggota Pengajian Tangerang Selatan2025-06-07 03:22
艺术管理留学哪个国家好?2025-06-07 03:13
切尔西设计学院排名多少?2025-06-07 03:08
Mata Uang Yen Anjlok, Yuk Cek Harga Tiket Pesawat Liburan ke Jepang!2025-06-07 02:45
南安普顿大学音乐表演专业怎么样?2025-06-07 02:18
15 Makanan yang Merusak Ginjal, Kendalikan Porsinya2025-06-07 02:18
意大利音乐留学申请条件及流程详解2025-06-07 02:15
Cupi Cupita Ungkap Dampak Terseret Promosi Judi Online Pada Pekerjaannya2025-06-07 01:54
日本读美术大学的条件是什么?2025-06-07 01:26