会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 BI dan LPS Longgarkan Suku Bunga, Permata Bank: Perlu Disertai Insentif Fiskal!

BI dan LPS Longgarkan Suku Bunga, Permata Bank: Perlu Disertai Insentif Fiskal

时间:2025-05-31 03:58:37 来源:quickq最新官方下载苹果 作者:探索 阅读:964次
Warta Ekonomi,quickq充值渠道 Jakarta -

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, menyambut positif langkah Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang baru-baru ini menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) dan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP). 

Menurutnya, kebijakan pelonggaran moneter ini memberikan angin segar bagi sektor riil, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mendorong pertumbuhan kredit secara keseluruhan.

BI dan LPS Longgarkan Suku Bunga, Permata Bank: Perlu Disertai Insentif Fiskal

BI dan LPS Longgarkan Suku Bunga, Permata Bank: Perlu Disertai Insentif Fiskal

“Langkah ini menjadi penting mengingat perlambatan yang terjadi pada penyaluran kredit, termasuk kepada UMKM, yang turut terdampak oleh ketidakpastian ekonomi global dan lemahnya permintaan domestik,” ujar Josua kepada Warta Ekonomi, Jakarta, Jumat (30/5/2025).

BI dan LPS Longgarkan Suku Bunga, Permata Bank: Perlu Disertai Insentif Fiskal

Meski demikian, Josua mengingatkan bahwa keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada kecepatan transmisi penurunan suku bunga ke sektor riil dan meningkatnya permintaan kredit.

BI dan LPS Longgarkan Suku Bunga, Permata Bank: Perlu Disertai Insentif Fiskal

Baca Juga: BI dan LPS Kompak Turunkan Suku Bunga, Stimulus bagi Kredit UMKM

Ia turut mengatakan bahwa pelonggaran kebijakan BI dan juga LPS perlu didukung oleh stimulus tambahan agar kredit UMKM mampu pulih lebih cepat.

“Perlu diiringi dengan stimulus tambahan, baik berupa penjaminan kredit UMKM (misalnya KUR) maupun penguatan insentif fiskal seperti subsidi bunga, agar kredit UMKM benar-benar bisa pulih dan kembali tumbuh,” urainya. 

Josua menjelaskan, penurunan BI Rate merupakan langkah forward-lookingyang mencerminkan proyeksi terhadap inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi ke depan. 

“Ini merupakan sinyal pelonggaran moneter yang bertujuan menurunkan cost of fundperbankan, sehingga pada akhirnya dapat mendorong bank untuk menurunkan suku bunga kredit,” imbuhnya. 

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Soroti Pentingnya Sinergi Fiskal dan Moneter di Tengah Gejolak Ekonomi Global 2025

Sementara itu, penurunan TBP oleh LPS dinilai bersifat backward-looking, menyesuaikan dengan penurunan suku bunga simpanan perbankan yang telah lebih dulu terjadi. 

Menurut Josua, hal ini menciptakan ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga deposito tanpa risiko kehilangan dana pihak ketiga secara signifikan, sehingga memperkuat transmisi pelonggaran moneter ke sektor riil.

“Kinerja kredit perbankan ke depan sangat dipengaruhi oleh seberapa cepat pelonggaran ini diteruskan ke suku bunga riil dan membangkitkan permintaan kredit secara luas,” pungkasnya.

(责任编辑:休闲)

相关内容
  • Hari Braille Sedunia, Sebuah Warisan bagi Difabel Penglihatan
  • 每一张威尼斯面具背后,都拥有一个独特的灵魂
  • Tata Cara, Niat, dan Doa Buka Puasa Syawal
  • Respons Menteri Wihaji Soal Program Vasektomi Sebagai Syarat Penerima Bansos
  • Melancong ke Kota yang Dihangatkan 4.000 Jam Sinar Matahari per Tahun
  • 最新俄罗斯艺术留学费用介绍
  • Anies: Pasar dan Pusat Perbelanjaan Masih Beroperasi dengan Kapasitas 50%
  • Kemnaker Ungkap 7 Alasan Penyebab Angka PHK Meningkat, Apa Saja?
推荐内容
  • Nasib Medan Zoo, Manajer Sebut Tak Terima Bantuan APBD dari Pemkot
  • 基辅建筑设计学院留学多少钱?
  • KPPU Panggil Sejumalh Perusahaan terkait Dugaan Pelanggaran M&A
  • 世界排名第一艺术学院,到底有多厉害?
  • FOTO: Rayakan Tahun Baru dengan Wine Soda dari Anggur Langka Turki
  • FOTO: Pesona Pantai Air Manis dan Legenda Malin Kundang